Di sini saya akan coba hadirkan daftar kuliner khas jawa tengah,dan saya tampilkan menurut daerah masing-masing. Karena keterbatasan saya daftar kuliner ini masih sebagian saja dan belum semunya, tetapi akan coba saya tambah terus.
- Dawet Ayu

Saya rasa, dawet ayu banjarnegara adalah minuman segar jenis dawet yang paling populer di indonesia, hampir di setiap daerah di indonesia kita khususnya jawa kita bisa menemukan minuman sagar ini.entah bagaimana critanya ko bisa menyebar kemana-mana, yang jelas hampir semua orang pasti sudah mengenal es dawet ayu banjarnegara.
Konon kata "ayu" dalam dawet ayu ini berasal dari sebuah grup lawak yang dahulu sangat terkenal di karesidenan banyumas yang sempat mencicipi dawet ini. karena mereka terkesan dengan rasa dawet ini,maka muncul lah nama dawet ayu, selain karena memang penjualnya waktu itu "ayu".
Biasanya kuliner segar ini di jajakan berkeliling, bisa dengan pikulan atau gerobak. keduanya sangat khas dan pasti begitu, di grobak atau di pikulan pasti ada tokoh wayang semar dan gareng (kalu ga salah ya...).entah kenapa bisa begitu, yang jelas tokoh wayang tersebut pasti ada di grobak atau pikulan penjual dawet ayu.
sebenarnya untuk membuat dawet ini tidaklah susah, cendol pada dawet ayu ini terbuat dari perpaduan antara tepung beras dan tepung kanji yang membuat kenyal dan biasanya di tambahkan aroma pandan dan nangka,tak lupa tentunya cincau dll.
2. Buntil

Buntil sebenarnya adalah semacam bothok yang dibungkus dengan daun muda singkong dan diberi sedikit cairan kuah pedas yang terbuat dari santan..Isi dari buntil adalah parutan kelapa yang diberi bumbu. Daun pembungkus yang lain yang sering digunakan adalah daun talas atau daun sente. Berbeda dengan bothok, daun pembungkus pada buntil juga dapat turut dikonsumsi.
jika di banjarnegara buntil menggunakan daun singkong sebagai bungkus maka buntil di daerah magelang menggunakan daun talas sebagi pengganti daun singkong, tetapi soal rasa tidak kalah dengan buntil yang ada di banjarnegara.
saking terkenalnya makanan buntil bahkan konon Di daerah Laut Tengah seperti Yunani dan Turki dikenal pula makanan semacam buntil dengan pembungkus daun anggur muda dan diisi dengan nasi,jadi walaupun namaya agak norak ternyata makanan ini juga di kenal di luar negri.
mungkin kita yang bukan orang banjarnegara lebih mengenal daerah ini dengan es dawet ayunya yang memang segar,padahal ada lagi kuliner khas yang lain yaitu Buntil.buntil biasa dikenal sebagai lauk yang biasa dijajakan di pasar maupun ditawarkan di jalan-jalan oleh pedagang kaki lima. Buntil dimakan untuk menemani nasi.jadi ketika anda sedang berwisata kuliner sepertinya harus mencoba makanan yang satu ini.
3. Wedang Ronde

Ronde sendiri terbuat dari tepung ketan yang berisi kacang tanah dan gula merah. Konturnya kenyal ketika digigit. Dan bagian dalamnya akan meleleh di dalam mulut kita. Komponen utama dalam wedang ronde ada 2. Yaitu wedang jahe dan ronde itu sendiri. Jika wedang ronde tidak memiliki ronde, maka minuman itu disebut wedang jahe. Karena saya beberapa kali menemui teman yang menyamakan wedang jahe dengan wedang ronde.
Minuman yang menggunakan bahan dasar jahe dipercaya bisa menyembuhkan penyakit tenggorokan, mengatasi mual atau mabuk darat, meningkatkan stamina, dan memberikan kehangatan pada tubuh.
4.Pecel Madiun

Konsep hidangan pecel mirip dengan hidangan salad dari Eropa. Keduanya sama-sama menggunakan sayuran segar sebagai bahan utama dan menggunakan topping. Perbedaanya adalah, jika salad menggunakan mayonaise sebagai topping, maka pecel menggunakan sambel pecel. Bahan utama dari sambal pecel adalah kacang tanah dan cabe rawit yang dicampur dengan bahan lainnya seperti daun jeruk purut, bawang, asam jawa, gula merah dan garam. Pecel sering juga dihidangkan dengan tempe goreng, rempeyek kacang, rempeyek ebi, rempeyek kedelai, atau lempeng beras. Selain itu pecel juga biasanya disajikan dengan nasi putih yang hangat ditambah daging ayam atau jerohan. Cara penyajian bisa dalam piring atau dalam daun pisang yang dilipat yang disebut pincuk. Masakan ini mirip dengan gado-gado, walau ada perbedaan dalam bahan-bahan yang digunakan. Rasa pecel yang pedas menyengat menjadi ciri khas dari masakan ini.
hampir ditiap daerah di pulau jwa mmilikimakanan peceljuga dan yang pastinya dengan rsa yg berbeda pula.....
5.Tape Bondowoso

Bondowoso memang di kenal dengan nama kota tape, ini memang karena selain banyak penjual tape, di bondowoso juga banyak terdapat usaha rumahan yang membuat tape, Jadi kita juga bisa melihat proses membuat makanan ini.
Untuk bahan baku singkong sangat mudah di temukan di bondowoso dan biasanya kualitas bahan baku menjadikan harga dari tape ini menjadi berbeda-beda.
6.GUDEG JOGYA
Sejak puluhan tahun lalu gudeg telah menjadi kuliner
Jogja paling populer. Tak hanya sentra gudeg, hampir setiap sudut kota
menyajikan masakan berbahan baku nangka muda ini. Gudeg kering pun
menjadi salah satu oleh-oleh yang paling banyak dicari.
GUDEG - Kuliner Jogja yang Paling Populer
Bila New York sering disebut sebagai "Big Apple" dan Jakarta sebagai "Big Durian", maka Jogja mungkin bisa disebut "Big Jackfruit" (=Nangka Raksasa) karena kuliner gudegnya yang begitu populer. Masakan lezat berbahan baku nangka muda ini seolah menjadi makanan wajib bagi siapa saja yang sedang berkunjung ke surga wisata di Pulau Jawa ini. Gori (nangka muda) yang bergetah dibersihkan sedemikian rupa kemudian dimasak dalam kuah santan bersama bumbu dan rempah-rempah selama berjam-jam. Setelah matang, gori menjadi empuk dan agak manis. Gudeg biasanya disajikan bersama sambal goreng krecek (kulit sapi) pedas, telur pindang, tahu dan tempe bacem, serta ayam opor atau ayam bacem. Sebagai sentuhan akhir, gudeg disiram areh gurih yang memberikan cita rasa khas yang tidak ada duanya. Nyam-nyam...Gudeg Kering, Gudeg Basah, dan Gudeg Manggar
Mungkin bagi kebanyakan orang, gudeg adalah gudeg. Namun sebenarnya ada 3 jenis gudeg yang berbeda; gudeg basah, gudeg kering, dan gudeg manggar. Gudeg basah disajikan dengan kuah santan nyemek yang gurih dan banyak diburu untuk menu sarapan pagi. Gudeg jenis ini dapat ditemukan di sepanjang Jalan Kaliurang kawasan Barek, Gudeg Batas Kota (Jl. Adisucipto depan Saphir Square) atau mbok-mbok penjual gudeg di pasar-pasar tradisional.Gudeg kering dimasak dalam waktu yang lebih lama hingga kuahnya mengering dan warnanya lebih kecoklatan. Rasanya juga lebih manis. Gudeg jenis ini bisa tahan hingga 24 jam atau bahkan lebih jika dimasukkan ke dalam lemari es sehingga banyak diburu orang sebagai oleh-oleh. Biasanya penjual mengemasnya dalam kardus, besek (kardus dari anyaman bambu) atau kendil tanah liat. Tidak perlu bingung kemana harus mencari karena sebagian besar warung gudeg seperti Gudeg @Yu-Narni (+62 274 867231; Jl. Palagan Tentara Pelajar 102), Gudeg Yu Djum (+62 274 515968; Jl. Kaliurang Km 4,5 Karang asem CT III/22), Gudeg Bu Ahmad (+62 274 520049; Jl. Kaliurang km 4,5), Gudeg Bu Tjitro 1925 (+62 274 564734; Jl. Janti 330), dan penjual gudeg di daerah Wijilan menjual oleh-oleh istimewa ini.
Selain gudeg nangka muda, Jogja juga memiliki gudeg manggar. Manggar alias bunga kelapa menghasilkan sensasi kelezatan tersendiri pada sajian kuliner ini. Bunganya terasa crunchy sementara tangkainya sekilas memiliki rasa mirip jamur tiram. Semakin terbatasnya persediaan manggar menyebabkan kuliner ini semakin susah ditemukan. Beberapa penjual terpaksa menutup warung dan hanya melayani pemesanan saja. Hanya beberapa tempat yang masih bertahan seperti beberapa kawasan di daerah Bantul dan Warung Makan Mbok Brewok (+62 274 445697; Jl. Parangtritis km.7).
Sentra Gudeg Wijilan dan Barek
Gudeg dapat ditemukan di hampir setiap sudut kota Jogja. Namun kawasan Wijilan dan Barek lah yang paling kondang sebagai sentra gudeg. Wijilan berada tidak jauh dari kompleks Kraton Yogyakarta dan dapat dicapai dengan 10 menit berjalan kaki atau dengan naik becak. Diawali oleh Bu Slamet yang mulai berjualan sejak tahun 1946, kini sekitar 17 warung berderet memenuhi sisi Jl. Wijilan. Anda bisa memilih gudeg sesuai dengan selera. Gudeg Yu Djum (Jl. Wijilan 31) misalnya, menyajikan gudeg kering dengan rasa manis khas masakan Jogja. Kreceknya diiris kecil kemudian dimasak menjadi sambal goreng kering berwarna kekuningan. Jika menginginkan gudeg yang tidak terlalu manis, Anda bisa bertandang ke Gudeg Bu Slamet (+62 274 380429; Jl. Wijilan 17). Rata-rata warung gudeg di Wijilan buka dari jam 5.30 pagi hingga jam 8 malam, kecuali Gudeg Bu Tarto (Jl. Wijilan 15) yang buka 24 jam.Bila Anda kebetulan sedang berada di belahan utara Yogyakarta, cobalah datang ke Barek. Setiap subuh, penjual gudeg berderet di pinggir jalan di sebelah utara kawasan Kampus UGM. Ketika pagi mulai menjelang dan pedagang-pedagang ini mengemasi dagangannya, masih ada warung gudeg Bu Ahmad (+62 274 520049; Jl. Kaliurang km 4,5) yang kondang hingga kalangan artis dan pejabat, Yu Djum (+62 274 515968; Jl. Kaliurang Km 4,5 Karang asem CT III/22), Yu Narni (+62 274 589687; Jl. Kaliurang km 4,5 Karangasem CT III/19), atau Bu Tini yang buka hingga malam. Warung-warung ini juga memberikan kesempatan bagi Anda yang ingin melihat secara langsung proses memasak gudeg.
Dini Hari hingga Tengah Malam
Jogja adalah kota yang tak pernah tidur. Salah satu nafas yang terus membuatnya terjaga adalah gudeg. Penjualnya silih berganti menggelar dagangan dari dini hari hingga tengah malam. Kala fajar tiba dan matahari belum keluar dari cakrawala, Wijilan dan Barek sudah mulai menggeliat dengan aktivitas warga berburu gudeg untuk menu sarapan mereka. Para penjual di sentra gudeg ini akan terus setia melayani pelanggan hingga jam 8 atau 9 malam. Anda tiba-tiba ingin merasakan kelezatan gudeg saat tengah malam buta? Jangan khawatir, Gudeg Batas Kota (Jl. Adisucipto depan Saphir Square) yang mulai buka pada jam 10 malam siap menggoda lidah Anda dengan rasa gudeg yang istimewa. Atau Anda bisa mencoba sensasi menikmati gudeg langsung di pawon (dapur) Gudeg Pawon (Jl. Janturan 36-38 Warungboto).Harga (April 2011):
1 porsi gudeg: Rp 7.000 - Rp 35.000
1 paket gudeg kering untuk oleh-oleh: Rp 50.000 - Rp 150.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar